Kamis, 12 Januari 2012

When a pencil writing

1. Ketika embun menetes melalui tepi daun,
Bening terlihat seperti itulah ingin nya jiwaku.

2. Diantara beberapa peluang yang ada ,
Akan aku ambil peluang yang paling slit dan berisiko,
karena di situlah letak keberhasilan ku.

3. Melihat orang yang sedang meminta-minta,
Aku pun sekarang berada pada posisi meminta-minta pula,
Meminta-minta kepada-Mu , Allah ku ... agar aku selalu berada dalam rahmat-Mu.

4. Aku tidak ingin kesederhanaan kesetiaan,
Aku ingin kesederhanaan hatimu dari setianya Kesetiaan.


Kata-kata diatas hanya sebatas ukiran pikiran dalam coretan buku disaat di sekolah. Melihat ke luar jendela, timbulah ukiran pikiran itu.

Rabu, 11 Januari 2012

Dua tahun yang lalu, ia membubuhkan tanda tangan di buku kecil ku disaat itu pula rasa itu memulai.

Dimulai sedikit demi sedikit. Berdoa , diam, membungkam itulah yang selama ini aku pilih. Ini benar-benar membuat sesak kehidupan ku. Bagaimana tidak, setiap hari aku harus berfikir akan semua ini disisi lain aku juga berfikir tentang keberuntungan ku. Keberuntungan ku untuk masa depan yang cemerlang. Aku kadang sampai menyimpulkan bahwa hidup ini rumit seklumit orangnya. Yaah, mau gimana lagi, waktu terus berjalan setiap detik apa yang dilakukan akan aku buat pelajaran. Bahkan malam tadi adalah hal Gila yang pernah kulakukan. Apa yang sebenarnya ada pada pikiran ku sehingga aku mengetik bait-bait tulisan itu. Sehingga membuat segala hal terpendam runtuh luruh ketahuan. Ampunilah dosa hamba-Mu ini .... Khilaf. tapi aku 2 tahun ini sudah melakukannya,diam, memendam,dan bungkam.

Itu lah aku, dan sesuatu ini akan ada untuk selanjutnya